Tuesday, March 13, 2018

Cara Budidaya Ikan Yang Baik

Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB)

 ~ Penyuluh Perikanan Bojongsari


Semestinya, produk pangan yang dihasilkan dan diperjualbelikan dipasaran merupakan produk yang aman untuk dikonsumsi sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu. Ikan sebagai salah satu produk pangan yang dihasilkan dari budidaya perikanan juga tidak terlepas untuk memenuhi standar tertentu, sebagai jaminan keamanan pangan. Selain sebagai kewajiban yang sewajarnya dilakukakan oleh produsen terhadap konsumennya, persyaratan keamanan pangan juga dibutuhkan sebagai konsekuensi dari kebutuhan pasar global, agar bisa bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh produsen lain.

Produk ikan yang dihasilkan dari proses budidaya juga tidak terlepas untuk dapat memenuhi standar kemanan pangan dengan menerapkan standar tertentu dalam proses produksi dan budidayanya. Pembudidaya harus bisa menjamin bahwa proses budidaya yang dilakukan telah memenuhi standar tertentu agar menghasilkan ikan yang aman untuk dikonsumsi. Standar mutu proses produksi dan cara budidaya yang minimal harus dipenuhi oleh unit usaha budidaya adalah dengan penerapan Cara budidaya Ikan Yang Baik (CBIB).

CBIB adalah penerapan cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan keamanan pangan dari pembudidaya dengan memperhatikan sanitasi, pakan, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologi. Memahami ketentuan yang dipersyaratkan CBIB adalah kunci utama dalam rangka keberhasilan penerapan CBIB. Dengan memahami ketentuan dan persyaratan CBIB, maka pembudidaya dapat melakukan pengawasan internal terhadap usaha budidaya yang sedang dilaksanakan. Pemdudidaya ikan dapat melakukan pengawasan internal dengan menggunakan checklist dokumen CBIB. Adapun, dokumen yang harus dimiliki dan diterapkan oleh suatu unit usaha budidaya dalam menerapkan CBIB adalah 
 1) SPO (Standar Prosedur Operasional), yang merupakan prosedur yang harus dipedomani dalam melakukan kegiatan usaha budidaya
 2) Catatan/ rekaman sebagai bukti tertulis bahwa kegiatan usaha budidaya yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur SPO. Untuk menjamin bahwa suatu unit budidaya telah menerapkan CBIB, maka perlu dilakukan sertifikasi. Unit usaha budidaya yang lolos dalam penilaian sertifikasi akan mendapatkan sertifikat CBIB yang dikeluarkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sertifikat inilah yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan baik produsen maupun konsumen dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya. Secara rinci, poin penting yang harus diperhatiakn dalam penilaian kesesuaian CBIB meliputi:

1. Lokasi
Lokasi Unit usaha budidaya berada pada lingkungan yang sesuai dimana resiko keamanan pangan dari bahan kimiawi, biologis dan fisik diminimalisir.

2. Suplai air 
Suplai Air Unit usaha budidaya mempunyai sumber air yang baik dan air pasok terhindar dari sumber polusi.

3. Tata letak dan desain 
Area usaha budidaya hanya digunakan untuk pembudidayaan ikan. Unit usaha budidaya mempunyai desain dan tata letak yang dapat mencegah kontaminasi silang. Toilet, septic tank, gudang dan fasilitas lainnya harus terpisah dan tidak berpotensi mengkontaminasi produk budidaya. Unit usaha budidaya memiliki fasilitas pembangunan limbah cair ataupun padat yang ditempatkan di area yang sesuai. Wadah budidaya seperti karamba dan jaring didesain dan dibangun agar menjamin kerusakan fisik ikan yang minimal selama pemeliharaan dan panen. 

4. Kebersihan fasilitas dan perlengkapan 
(1) Unit usaha budidaya dan lingkungan dijaga kondisi kebersihan dan higienis;
(2) Dilakukan tindakan pencegahan terhadap binatang dan hama yang menyebabkan kontaminasi;
(3) BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen), pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat yang terpisah dan aman;
(4) Wadah, perlengkapan dan fasilitas budidaya dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan kontaminasi; 
(5) Fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis dan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan serta (bila perlu) didesinfeksi dengan desinfektan yang diizinkan. 

5. Persiapan wadah budidaya  
Wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih. Dalam persiapan wadah dan air, hanya menggunakan pupuk, probiotik dan bahan kimia yang direkomendasikan. 

6. Pengelolaan air 
Untuk menjamin kualitas air yang sesuai dengan ikan yang dibudidayakan, diupayakan melakukan filterisasi air atau pengendapan sebelum digunakan untuk budidaya. Monitor kualitas air sumber juga harus dilakukan secara rutin untuk menjamin kualitas air yang sesuai untuk ikan yang dibudidayakan. 

7. Benih
Benih yang ditebar dalam kondisi sehat dan berasal dari unit pembenihan bersertifikat dan tidak mengandung penyakit berbahaya maupun obat ikan.

8. Pakan  
  • Pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran / sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau surat jaminan dari institusi yang berkompeten 
  • Pakan ikan disimpan dengan baik dalam ruangan yang kering dan sejuk untuk menjaga kualitas serta digunakan sebelum tanggal kadaluarsa 
  • Pakan tidak dicampur bahan tambahan seperti antibiotik, obat ikan, bahan kimia lainnya atau hormon yang dilarang dan bahan tambahan yang digunakan harus terdaftar pada DJPB
  • Pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan oleh DJPB dan tidak dicampur dengan bahan-bahan terlarang (antibiotik, pestisida, logam berat
  • Pemberian pakan dilakukan dalam efisiensi sesuai dengan dosis yang direkomendasikan
  • Pakan berlabel / memiliki informasi yang mencantumkan komposisi, tanggal kadaluarsa, dosis dan cara pemberian dengan jelas dalam bahasa Indonesia 

9. Penggunaan bahan kimia, bahan biologi dan obat ikan 
  • Hanya menggunakan obat ikan, bahan kimia dan biologis yang diijinkan (dengan nomor registrasi dari DJPB) 
  • Penggunaan Obat ikan yang diijinkan sesuai petunjuk dan pengawasan (obat keras harus digunakan dibawah pengawasan petugas yang berkompeten)
  • Obat ikan, bahan kimia dan biologis disimpan dengan baik sesuai spesifikasi 
  • Penggunaan obat ikan, bahan kimia dan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/ petunjuk pada label 
  • Dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil dibawah ambang batas 
  • Obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis yang digunakan mempunyai label yang menjelaskan: dosis dan aturan pemakaian, tanggal kadaluarsa dan masa henti obat yang ditulis dalam bahasa Indonesia 

10. Penggunaan es dan air 
Air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk panen, penanganan hasil dan pembersihan. Penggunaan es hanya boleh berasal dari pemasok yang disetujui dan menggunakan air minum/ air bersih, es diterima dalam kondisi saniter dan ditangani dan disimpan dalam kondisi higienis 

11. Panen 
  • Perlengkapan dan peralatan panen mudah dibersihkan dan dijaga dalam kondisi bersih dan higienis 
  • Panen dipersiapkan dengan baik untuk menghindari pengaruh temperatur yang tinggi pada ikan 
  • Pada saat panen dilakukan upaya untuk menghindari terjadinya penurunan mutu dan kontaminasi ikan 
  • Penanganan ikan dilakukan secara higienis dan efisien sehingga tidak menimbulkan kerusakan fisik 
  
12. Penanganan hasil
  • Peralatan dan perlengkapan untuk penanganan hasil mudah dibersihkan dan didisinfeksi (bila perlu) serta selalu dijaga dalam keadaan bersih 
  • Ikan mati segera didinginkan dan diupayakan suhunya mendekati 0°C di seluruh bagian
  • Proses penanganan seperti pemilihan, penimbangan, pencucian, pembiasaan, dll dilakukan dengan cepat dan higienis tanpa merusak produk 
  • Berdasarkan persyaratan yang berlaku, bahan tambahan & kimia yang dilarang tidak digunakan pada ikan, yang diangkut dalam kondisi mati atau hidup 

13. Pengangkutan 
  • Peralatan dan fasilitas pengangkutan yang digunakan mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihannya (boks, wadah, dll) 
  • Pengangkutan dalam kondisi higienis untuk menghindari kontaminasi sekitar (seperti udara, tanah, air, oli, bahan kimia, dll) dan kontaminasi silang 
  • Suhu produk selama pengangkutan mendekati suhu cair es (0°C) pada seluruh bagian produk 
  • Ikan hidup ditangani dan dijaga dalam kondisi yang tidak menyebabkan kerusakan fisik atau kontaminasi

14. Pembuangan limbah 
Pembuangan Limbah Limbah (cair, padat dan berbahaya) dikelola (dikumpulkan dan dibuang) dengan cara yang higienis dan saniter untuk mencegah kontaminasi

15. Pencatatan 
  • Dilakukan rekaman pada jenis dan asal pakan (pakan pabrikan) serta bahan baku pada ikan (untuk pakan buatan sendiri) 
  • Penyimpanan rekaman penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi atau perlakuan lain selama masa pemeliharaan 
  • Penyimpanan rekaman kualitas air (air sumber, air pasok, air pemeliharaan dan limbah cair) sesuai kebutuhan (lihat poin 6)
  • Penyimpanan rekaman kejadian penyakit yang mungkin berdampak pada keamanan pangan produk perikanan
  • Rekaman panen disimpan dengan baik 
  • Catatan / rekaman pengangkutan ikan disimpan dengan baik.

16. Tindakan perbaikan Tindakan perbaikan (atas bahaya keamanan pangan) dilakukan sebagai kegiatan yang rutin dan terkendali. Tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat dan segera sesuai masalah yang ditemukan. 

17. Pelatihan 
Pemilik unit usaha atau pekerja sadar dan terlatih (pelatihan, seminar, workshop, sosialisasi, dsb) dalam mencegah dan mengendalikan bahaya keamanan pangan dalam perikanan budidaya. 

18. Kebersihan 
Personil Personil Pekerja yang menangani ikan harus dalam kondisi bersih dan sehat. Hanya seorang penyuluh perikanan yang sejak pertama kali bertugas telah ditempatkan di Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Tidak suka menulis dan bukan tipe administrator yang baik. Hanya sekedar ingin selalu corat-coret di blogger agar yang terserak dapat terkumpul dengan rapi. 

Sumber : http://www.perikananbojongsari.id/2017/03/penerapan-cara-budidaya-ikan-yang-baik.html?m=1

Pelatihan Cara Budidaya Ikan Yang Baik dan Benar

Tuesday, October 11, 2016

TEKNIK BUDIDAYA AYAM KAMPUNG



PROFIL KELOMPOK BUDIDAYA AYAM KAMPUNG “SARWO UNTUNG”



LATAR BELAKANG KELOMPOK
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG (Selalu Beruntung) Dusun Brangkal Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta  adalah kelompok budidaya/pembesaran ayam kampung  yang berdiri pada tanggal 22 Bulan Maret Tahun 2013 dengan jumlah anggota saat ini 17 orang. Kelompok ini lahir dari keinginan beberapa orang yang ingin mengembangkan usaha berupa peternakan ayam.
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG terlahir sebagai kelompok usaha mandiri, berniat turut serta meringankan beban pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk masing-masing anggotanya, sehingga turut membantu perubahan ekonomi rumah tangga mereka.
Makin besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang diperburuk dengan adanya krisis ekonomi yang tidak berkesudahan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran, dimana persaingan diantara pencari kerja semakin ketat sementara jumlah lapangan kerja yang sangat terbatas. Hal itu masih ditambah banyak warga masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan maupun mendapatkan pekerjaan, dimana kenyataannya masih banyak lahan yang bisa diolah dan dimanfaatkan, sementara ketidaktahuan akan jenis usaha yang bisa dikembangkan serta ketiadaan modal untuk memulainya, maka beberapa orang yang kemudian bergabung dalam kelompok ini berupaya memanfaatkan lahan yang ada untuk memelihara ayam kampung, dengan harapan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan potensi yang ada sehingga akan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG juga terus berupaya menyadarkan masyarakat bahwa banyak potensi di sekitar yang bisa diolah tanpa harus  tergantung kepada pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka dengan KERJA, KERJA dan KERJA. Bahwa berkarya bagi sesama dengan mencoba mengajak, menularkan, mengajarkan, dan menciptakan serta menumbuhkan sikap wirausaha yang mau bekerja keras minimal untuk pemenuhan kebutuhan keluarga merupakan niatan semua anggota Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG agar tumbuh kesadaran bahwa masalah kemiskinan, masalah pengangguran, juga merupakan tanggung jawab kita bersama.


SHARING PENGALAMAN
Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk menyampaikan pengalaman  atau pengetahuan kami yang sangat minim tentang cara beternak ayam kampung. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Tips sukses beternak ayam kampung harus memperhatikan hal berikut :
1.             Media
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas lampu listrik) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Lampu yang digunakan berupa lampu pijar jumlah menyesuaikan luas kandang. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler. Alas berupa sekam sisa penggilingan padi. Sekam selalu dikontrol agar jangan sampai basah atau menggumpal.

2.             Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Vaksin juga diberikan untuk mencegah penyakit pada ayam.

3.             Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang kita gunakan adalah pakan ayam pabrikan berupa poor dengan berbagai merk. Selain itu bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, sayuran dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan  dicampur dengan vitamin+antibiotika. Yang kita pakai vitamin dan antibiotik herbal berupa jahe, daun sirih, bawang putih, kunir, daun papaya, tetes tebu dan lain sebagianya.

4.             Cara memberi pakan
Pemberian pakan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya pakan diberikan berupa poor yang sudah disaring/di ambil yang berupa tepung. Pemberian pakan dan minuman dikontrol setiap 3 jam sekali.  Pada fase finisher pakan diberikan pagi dan sore hari (rutin) dengan wadah menyesuaikan, bisa gantung atau di bawah dengan baki .

5.             Purna jual
Umur standar sampai panen sekitar 60 hari. Ayam siap jual jika bobot per ayam sekitar 7 ons atau lebih. Biasanya ayam jantan lebih berat dari betina. Begitu bobot ayam sudah tercapai tinggal hubungi pembeli. Carilah pembeli yang jujur dan pembayaran baik, agar peternak tidak dirugikan.

 

Sunday, July 31, 2016

Mengatasi Penyakit Dan Pilihan Obat Pada Ikan Lele

Mengatasi Berbagai Penyakit Dan Pilihan Obat Pada Ikan Lele – Kematian pada lele disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hama, penyakit, dan non penyakit. Tidak semua kematian pada lele disebabkan oleh serangan hama atau penyakit.Terkadang faktor alam seperti cuaca ekstrim, hujan asam, atau kesalahan penanganan juga bisa menyebabkan kematian.

Hama dan Solusi

Hama adalah binatang pemangsa dan perusak. Di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele di antaranya ular, belut, kelelawar, katak, burung, udang, musang air, ikan gabus, dan belut. Di perkarangan, khususnya di daerah perkotaan, hama yang sering mengganggu adalah katak, kucing, dan ayam. Namun, pemeliharaan lele di kolam terpal tidak banyak mengalami gangguan dari hama tersebut.


 

Penyakit Ikan Lele dan Cara Mengatasinya

Penyakit adalah kendala yang sangat ditakuti pembudidaya karena menjadi faktor utama penyebab kematian lele dan kegagalan panen. Munculnya penyakit pada lele disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya air yang kotor atau jarang diganti, pemberian pakan berlebihan, benih yang sakit sejak dibeli, fasilitas budi daya yang telah tercemar penyakit, dan kesalahan penanganan.
Air yang kotor atau jarang diganti dan pakan berlebihan akan meningkatkan keasaman dan menurunkan kandungan oksigen dalam air. Kondisi seperti ini menyebabkan berbagai bakteri, jamur, atau parasit tumbuh subur, lalu menyerang dan mematikan ‘benih lele. Celakanya, hampir semua jenis penyakit ikan sifatnya menular. Artinya, jika salah satu ikan di kolam sudah terkena penyakit, kemungkinan besar penyakit tersebut akan menyebar ke kolam lainnya. Jika sudah demikian, kerugianlah yang akan dituai pembudidaya.
Penyakit ikan disebabkan oleh bakteri, parasit, serta jamur yang melekat di kulit dan insang, seperti Protozoa, Copepod, Pseudomonas, dan Aeromonas. Dampaknya bisa berupa infeksi yang menyebabkan fisik ikan terus melemah. Bila tidak diatasi, dapat mengakibatkan ikan mati. Untuk mengatasinya, harus dilakukan pencegahan ataupun pengobatan yang sesuai dengan jenis penyakit. Dengan demikian, penularan penyakit tidak lebih parah dan meluas.

Penyakit infeksi pada lele umumnya dipicu oleh penurunan kualitas air akibat penumpukan kotoran dan sisa pakan berlebih. Dengan demikian, organisme yang merugikan (patogen) berkembang pesat, lalu menyerang ikan.
Selain kualitas air yang buruk, pencetus munculnya penyakit bisa berasal dari faktor lainnya. Pertama adalah kesalahan penanganan karena penyerokan yang kasar, berulang-ulang, dan bertumpuk. Bisa juga disebabkan oleh penyortiran, perhitungan, pengiriman yang jauh, dan jumlah dalam kemasan terlalu padat. Wadah pengiriman yang tidak layak juga bisa menjadi pemicunya. Kemudian, tidak adanya adaptasi saat tebar benih, air baru tanpa diendapkan terlebih dahulu juga bisa menjadi pemicu timbulnya bibit penyakit.
Jika terjadi kesalahan pada saat penanganan lele, misalnya tidak hati-hati saat sortir, sebenarnya itulah awal mula pencetus semua penyakit dan kematian pada lele. Awalnya lele akan stres, lalu sakit dan mati. Kematian yang diduga peternak adalah akibat penyakit tertentu atau karena suhu yang ekstrim, tetapi tidak mem-flashback penanganan benih yang dilakukan. Agar usaha budi daya lele berjalan lancar, sebaiknya peternak memperhatikan dengan serius segala penyebab kematian lele dan menghindari kesalahan yang berulang.

Jenis Penyakit Lele Yang Disebabkan Oleh Infeksi Bakteri

Berikut adalah jenis bakteri, indikasi, cara pencegahan, cara pengobatan, dan jenis obat yang diberikan.

Pseudomonas

Indikasi :
1. Menyerang lele semua ukuran,
2. Borok pada kulit,
3. Pendarahan kulit, hati, ginjal, limfa,
4. Lemah, kurus, nafsu makan hilang
Pencegahan :
1. Jaga mutu air Karantina ikan yang diserang penyakit,
2. Beri antibiotik sesuai dosis,
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracyclin dosis 25-30 mg/kg lele/hari selama 7-10 hari berturut-turut.
Jenis Obat :
Oxytetracyclin

Aeromonas hydrophila

Indikasi :
1. Menyerang benih ukuran 1-12 cm
2. Kulit gelap, kasar, dan pendarahan
3. Lemah dan susah bernapas
4. Pendarahan pada hati, ginjal, dan limfa.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Suntik Terramycine 25-30 mg/kg ikan per 3 hari sekali, diulang 3 kali.
2. Mencampurkan Terromycine 50 mg/kg pada pakan setiap hari selama 10 hari
3. Sulphonabid 100 mg/kg per hari selama 3-4 hari
Jenis Obat :
1. Tetrarnycine,
2. Sulphonabid

Aeromonas punctata

Indikasi :
1. Menyerang benih ukuran 1-12 cm,
2. Infeksi kulit kepala, badan belakang, insang, dan sirip
3. Nafsu makan hilang
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik atau probiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracycline dosis 25-30 mg/kg lele/hari selama 7-10 hari,
2. Beri Sulfamerazine 100-200 mg/kg pakan selama 1-3 hari.
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin,
2. Sulfamerazine.

Columnaris (suhu dingin <20° C)

Indikasi :
1. Menyerang lele semua ukuran,
2. Pendarahan dan orok kulit/daging,
3. Pendarahan hati, limfa, dan ginjal.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik atau probiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracyclin 10 ppm, selama 30 menit atau,
2. Beri Sulfisoxzole 100 mg/ kg per hari selama 10-20 hari.
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin,
2. Sulfisoxzole.

Penduncle (suhu dingin 16°C)

Indikasi :
1. Menyerang lele semua ukuran,
2. Pendarahan dan borok kulit/daging,
3. Pendarahan hati,limfa, dan ginjal .
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik atau probiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracyclin 10 ppm 30 menit
2. Ben Sulfisoxzole 100 mg/ kg per hari selama 10-20 hari
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin,
2. Sulfisoxzole.

Edwardsieila

Indikasi :
1. Mata dan tubuh samping menonjol,
2. Warna kulit gelap,
3. Borok dan pendarahan kulit,
4. Luka kecil di kulit, lalu meluas ke daging
5. Pendarahan di hati, ginjal, dan limfa
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Taburkan Sulphonamide 100-200 mg/ kg/hari selama 4 hari berturut-turut pada awal pemakaian kolam.
Pengobatan :
1. Musnahkan ikan yang terserang penyakit dengan cara dibakar atau dikubur.
Jenis Obat :
1. Sulphonamide.

Tubercolosis

Indikasi :
1. Menyerang lele semua umur,
2. Warna kulit gelap,
3. Perut membengkak,
4. Hati bercak-bercak.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Pemberian antibiotik.
Pengobatan :
1. Karantina lele sakit
2. Obati dengan larutan Oxitetracyclin yang dicampur ke dalam pakan 0,5 mg/kg pakan
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin.

Jenis Penyakit Lele Yang Disebabkan Oleh Serangan Jamur

Berikut adalah serangan jamur, indikasi, cara pencegahan, cara pengobatan, dan jenis obat yang diberikan.

Saprolegnia (jamur putih seperti kapas)

Indikasi :
1. Menyerang ikan yang luka dan lemah
2. Menyerang telur
3. Kepala, tutup insang, dan sirip ditumbuhi benang halus seperti kapas
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Penanganan hati-hati agar lele tidak luka,
3. Pemberian antibiotik secara berkala.
Pengobatan :
1. Iken direndam dalam larutan Malachyte green oxalate 2,5-3 g/m3 air selama 30 menit.
2. Telur direndam Malachyte green oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
Jenis Obat :
1. Malachyte green oxalate.

Jenis Penyakit Lele Yang Disebabkan Oleh Serangan Parasit

Berikut adalah serangan parasit, indikasi, cara pencegahan, cara pengobatan, dan jenis obat yang diberikan.

lchtyophtirlus multifilis (White spot/bercak putih dan gatal)

Indikasi :
1. Menyerang lele semua ukuran,
2. Lele lemah dan timbul ke permukaan,
3. Timbul bintik putih pada sirip dan insang,
4. Ikan menggosokkan badan pada dasar dan dinding kolam.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air.
Pengobatan :
1. Pisahkan lele yang sakit, lalu puasakan selama 2-3 hari,
2. Rendam pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 + larutan Malachyte green oxalate 0,1 gr/m3 selama 12-24 jam, lalu diberi air segar,
3. Diulang setiap 3 hari sekali sebanyak 5 kali.
Jenis Obat :
1. Campuran larutan formalin dengan Malachyte green oxalate.

Trichodina sp.

Indikasi :
1. Lele lemah dan kurus,
2. Lele menggesek-gesekkan badannya pada benda keras.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 selama 15 menit.
2. Rendam dalam larutan Malachyte green oxalate 0,1 g/m3 selama 12-24 jam.
Jenis Obat :
1. Larutan formalin.
2. Malachyte green oxalate.

Gyrodactilus sp. & Dactilogyrus sp.

Indikasi :
1. Kulit ikan kusam,
2. Badan kurus – Sirip rontok
3. Mengesekkan badan pada benda keras.
Pencegahan :
1. Ganti air,
2. Turunkan ketinggian air,
3. Kurangi kepadatan ikan.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit,
2. Rendam dalam larutan Methyline blue 3 g/m3 air selama 24 jam.
Jenis Obat :
1. Larutan formalin,
2. Methylene blue.

Lernae sp.

Indikasi :
1. Menempel dan menusukkan diri pada tutup insang, sirip atau mata selama 25 menit
2. Bagian yang ditempel akan menjadi luka.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik,
3. Saring air yang masuk ke kolam.
Pengobatan :
1. Rendam lele yang sakit dalam larutan garam/ NaCI 20 g/I selama 5 menit.
Jenis Obat :
1. Garam NaCI

Tips Pencegahan Penyakit

1. Pada tahap awal budi daya, sterilkan kolam dengan sabun cuci cair/kaporit, lalu bilas dengan air hingga bersih.
2. Rendaman secara langsung benih yang baru ditebar ke dalam kolam pembesaran dengan larutan garam. Misalnya, untuk kolam seluas 6 m2 dengan ketinggian air 10-15 cm, cukup
diberi 2-3 genggam garam ikan.
3. Jaga agar air kolam tetap bersih dengan menggantinya secara rutin.
4. Hindari pemberian pakan berlebihan.
5. Hindari membeli benih yang sakit.
6. Hindari penggunaan fasilitas budi daya yang tercemar penyakit. Sebaiknya, peralatan tersebut direndam dalam larutan kaporit selama semalam sebelum digunakan. Cuci dan bilas peralatan hingga bersih sebelum digunakan kembali.
7. Kuras dan cuci kolam setiap akhir panen menggunakan sabun cair, lalu rendam dengan larutan kaporit selama semalam. Bilas dengan air hingga bersih sebelum digunakan kembali.

Perlakuan Terhadap Ikan Sakit

Bila ikan terlanjur diserang penyakit, yang pertama muncul dibenak peternak adalah upaya mengobatinya agar cepat sembuh. Sebagian pembudidaya lele memberikan obat secara langsung ke ikan yang sakit, baik ditaburkan atau dituangkan langsung ke dalam kolam. Padahal, itu bukanlah tindakan yang benar karena justru bisa menyebabkan ikan bertambah stres, bahkan terkadang bisa menimbulkan kematian mendadak.
Perlu diketahui, ikan yang sakit mengalami stres luar biasa. Tenaga dan nafsu makannya pun menurun sehingga perlu perlakuan khusus agar penyakitnya tidak bertambah parah. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan peternak di antaranya mengganti dan menurunkan ketinggian airnya, memberi obat, serta menurunkan ukuran pakan dan frekuensi makannya. Tindakan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat stres ikan karena serangan penyakit. Berikut adalah cara yang efektif menangani ikan sakit.
1. Kuras total air kolam, lalu bersihkan.
2. Bilas ikan dengan menyemprotkan air bersih menggunakan selang sehingga lendir dan lumut terbuang,
3. Ketinggian air kolam diturunkan antara 5-7 cm atau setinggi panjang ikan. Tujuannya agar ikan tidak terlalu banyak bergerak.
4. Gunakan air yang telah diberi obat dan telah diendapkan selama semalam untuk membunuh/melemahkan bakteri di dalam air.
5. Turunkan ukuran pakan menjadi lebih kecil dari ukuran normal yang biasa diberikan. Selama sakit, nafsu makan ikan menurun dan bila dipaksakan kemungkinan pakan tidak dimakan sehingga kondisi air menjadi rusak akibatnya ikan bertambah sakit atau mati.
6. Kurangi frekuensi pemberian pakan, cukup 1 kali sehari.
7. Bila selera makan ikan mulai pulih, frekuensi pemberian pakan bisa ditingkatkan, misalnya menjadi 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Ketinggian air bisa dinaikkan bertahap sesuai kondisi kesehatan ikan.
8. Lakukan prosedur perlakuan terhadap ikan sakit selama 5 hari berturut-turut.
Seperti halnya manusia sakit, dokter pun akan menyarankan agar jumlah makannya dikurangi. Makanannya pun harus lembut agar mudah terserap, seperti bubur. Banyak gerak pun pasti dilarang agar cepat sembuh. Demikian juga dengan ikan yang sakit, agar cepat sembuh tenaganya tidak boleh banyak terkuras. Hal ini bisa disiasati dengan menurunkan ketinggian air kolam. Ukuran pakanya juga harus dikecilkan agar pencernaannya bisa menyerap, begitu juga frekuensinya. Berikut cara pemberian pakan yang dianjurkan selama ikan sakit.

Perlakuan Terhadap Ikan yang Keracunan

Kematian ikan dapat juga disebabkan oleh keracunan, baik karena salah pemberian obat atau dosis obat terlalu tinggi. Keracunan juga bisa disebabkan oleh pakan yang busuk atau membusuk di dasar kolam, misalnya cacing sutera yang mati di dasar. Air yang sudah terlalu lama tidak diganti juga dapat membuat ikan keracunan Ikan yang keracunan akan lemas, menggantung di permukaan air, pucat, kemudian mati.
Penanganan yang tepat masalah keracunan adalah memindahkan ikan yang sakit sesegera mungkin ke kolam lain. Kolam lainnya harus berisi air steril yang telah diendapkan. Cara lainnya adalah menghindari pembuangan/penyusutan air kolam ikan keracunan dan menunggunya sampai habis, lalu ikan baru dipindahkan atau diisi air baru. Hal itu karena prosesnya terlalu lama sehingga ikanya,annya keburu mati lemas.

Faktor Non-Penyakit

Perubahan suhu ekstrim adalah perubahan mendadak dari panas ke dingin atau dingin ke panas. Hal itu merupakan masalah besar dalam budi daya ikan lele dan dapat mengakibatkan lele mati serentak dalam kolam. Pada musim hujan, air hujan yang masuk ke kolam tanpa tutup bisa menggantikan setengah air kolam yang ada. Air pun mendadak dingin dan akan berakibat fatal bagi benih kecil berumur di bawah satu bulan, yaitu kematian mendadak. Daerah yang perbedaan suhunya ekstrim antara siang dan malam han juga bisa menyebabkan benih mati, kecuali jika budi daya dilakukan secara indoor.

Mengatasi Suhu Dingin Ekstrim

1. Bila terjadi hujan mendadak yang awalnya panas, suhu air akan mendadak dingin. Caranya, buang setengah air dan gantikan dengan air baru langsung dari sumur.
2. Tambahkan garam ikan 2-3 genggam untuk menetralisir pH air.
3. Hasil akan lebih efektif bila ditebar bubuk batu zeolit berbentuk serbuk sebanyak 1-2 sendok makan yang diseduh dengan air dingin, lalu ditebar ke kolam (penetral pH dan suhu air).
4. Jika wadah tidak terlalu besar, bisa menggunakan water heater (pemanas air).
5. Lakukan hal ini jika terjadi perubahan suhu mendadak, baik hujan atau akibat fluktuasi suhu ekstrim antara siang dan malam.

Mengatasi Suhu Ekstrim Panas

1. Untuk kolam terpal, hindari kontak langsung antara terpal dengan tanah, yaitu dengan cara diberi sekam atau serbuk gergaji sebagai alas. Tambahkan pula air yang telah diendapkan 2-3 hari hingga 50% untuk menurunkan suhu.
2. Kolam terpal dibuat di tempat teduh atau diberi atap dari terpal atau asbes agar sinar matahari tidak langsung mengenai kolam.
3. Untuk kolam indoor, usahakan agar fentilasi udara cukup sehingga uap panas tidak menumpuk di dalam ruangan. Gunakan kipas (exhaust fan) untuk sirkulasi udara.
4. Batu es juga bisa dimasukkan ke dalam kolam untuk menurunkan suhu air.

Studi Kasus : Lele Sakit Diobati dan Terus Dibesarkan

Oleh karena penanganan yang kurang baik, sebulan menjelang panen tiba-tiba lele Mr. A telah terserang berbagai penyakit. Dan Kira – Kira 50% lele terserang oleh penyakit dan mati. Lalu, untuk menyelamatkan sisanya, apa tindakan yang akan Mr. A lakukan?
Mungkin sebagian besar dari peternak akan berpendapat lebih baik untuk diteruskan saja ternak lele nya. Boleh saja, tetapi apabila tujuan dari awalnya adalah untuk komersial, sikap seperti itu tampaknya kurang baik. Mengapa demikian? Memelihara dan membesarkan ikan lele yang telah jatuh sakit seperti perumpamaan mengharapkan salju turun di wilayah Indonesia. Tidak ada kepastian akan hal itu.
Biasanya, lele akan diobati dengan bahan obat kimia yang berguna mencegah dari penularan. Namun, selama dalam proses pengobatan tersebut, sebagian atau sekitar 20-30% lele akan mati lagi dikarenakan daya tahan tubuh lele tersebut semakin lemah. Karena penasaran, peternak akan terus berusaha dalam meneruskan pengobatan dan proses pemeliharaan. Namun, Anda tidak akan pernah tahu persis berapa jumlah ikan yang akan tersisa dan bisa dipanen.
Pertanyaannya, apakah dari hasil panen tersebut bisa menutupi dari biaya pengobatan, pakan, dan tenaga yang telah dihabiskan? Selain dari itu, waktu untuk pemeliharaan pasti akan membutuhkan waktu lama dikarenakan perlu waktu dalam penyembuhannya agar nafsu makan ikan lele kembali normal. Yang jelas, kerugian yang akan diterima dari peternak seperti hal berikut.
1. Harus membeli obat-obatan untuk mengobati lele yang telah sakit.
2. Harus membuang lele yang sakit dan telah mati.
3. Harus mengontol kebersihan air kolam atau mengurasnya sesering mungkin.
4. Harus ada waktu yang terbuang karena menun’ggu penyembuhan lele.
5. Waktu panen lebih lama karena pertumbuhan lele sudah tidak maksimal.
6. Tidak bisa diprediksi persentase lele yang tersisa dan bisa dipanen.
7. Lele sakit akan tidak laku untuk dijual.
Normalnya, pada proses segmen pembesaran, lele dapat dipanen dalam waktu sekitar 60 hari apabila benih lele yang ditebar sudah berukuran 7-8 cm. Namun, Apabila memelihara lele yang telah sakit, belum tentu bisa panen dalam waktu sekitar 3-4 bulan.

Solusi Dalam Penyakit Lele

Jika lele telah terserang seperti penyakit menular, Anda harus berani dalam mengambil sikap dan keputusan yang jelas. Agar tidak merasa penasaran, anda harus dipertimbangkannya dengan baik, yakni memelihara ikan yang telah jatuh sakit atau membuang semua lele yang telah sakit dan memulai lagi dari pembibitan.

Tetap Memelihara Ikan Sakit

Bagi Anda yang penasaran dan sebagai proses dalam pembelajaran, tidak ada salahnya apabila bila mencoba untuk memelihara ikan lele yang telah sakit sehingga dapat mengetahui hasilnya. Berikut langkah yang harus dilakukan.
1. Ganti atau kuras air sesering mungkin.
2. Ambil kotoran yang ada dengan selang, baik berupa feses atau sisa pakan.
3. Beri antibiotik alami yang berupa daun pepaya yang telah di tumbuk dan dihaluskan atau beri garam ke dalam kolam. Dosisnya disesuaikan dengan jumlah populasi ikan dan ukuran kolam ikan lele. Misalnya, kolam ikan lele yang berukuran 3 m x 4 m x 0,7 m dengan populasi ikan lele 1.250 ekor lele cukup diberikan dengan 2 genggam garam atau satu lembar dari daun pepaya yang telah dilembutkan.
4. Kurangi pemberian pakan.
5. Amati perkembangan ikan lele yang telah diobati sampai panen lele tiba. Apakah Anda akan mendapatkan Panen air atau panen ikan? Temukan sendiri jawabannya setelah melakukannya.

Lele Mati Akibat Salah Penanganan

Selain penyakit ikan lele dan faktor alam, kematian ikan lele juga dapat disebabkan oleh salah penanganan dari peternak. Misalnya pemberian cacing sutra yang sudah mati pada benih ikan lele, ukuran pakan terlalu besar/terlalu banyak ketika memberikan sehingga kondisi air cepat rusak. Bisa juga diakibatkan oleh penyerokan yang kasar ketika melakukan sortasi ikan, perhitungan ikan, pengiriman ikan, tidak diaklimatisasi, air tidak diendapkan, atau kepadatan popolasi ikan lele yang tinggi di wadah penampungan. Semua kejadian tersebut dapat untuk dihindari apabila peternak mengerti dan memahami caranya budidaya lele yang baik.
Berikut ini ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya salah penanganan pada lele.
1. Lakukan management proses pengelolaan air yang baik, endapkan air sebelum digunakan, khususnya untuk benih.
2. Berikan pakan sesuai dengan umur/ukuran ikan dan jumlahnya tidak berlebihan.
3. Lakukan aklimatisasi/adaptasi pada saat penebaran benih di kolam baru.
4. Puasakan ikan selama 12-24 jam sebelum melakukan proses sortasi/panen, terutama apabila merencanakan mengganti ukuran pakan lele yang lebih besar.
5. Puasakan benih yang baru disebar di kolam yang baru, sekitar 3-4 jam sebelum ikan diberi pakan.
6. Bila pelet untuk benih akan diganti ukurannya, sebelumnya pelet lebih baik dilembabkan dengan air terlebih dahulu agar pelet mengembang sehingga benih mudah mencernanya.
7. Jangan memberi pakan seperti cacing sutera yang telah mati pada benih dikarenakan cacing sutra uang telah mati dapat menyebabkan keracunan pada ikan lele yang berdampak kematian.
8. Lakukan pengeringan air, penyerokan, perhitungan ikan, pengemasan ikan, dan pengiriman ikan lele dengan cara yang sesuai dan benar agar ikan lele tidak stres/mati. Isi wadah pengiriman dengan kepadatan yang sesuai.
9. Lakukan pemanenan lele /sortasi lele pada saat pagi/sore hari agar ikan tidak stres akibat kepanasan.

Membuang Lele Sakit dan Memulai Lagi

Membuang lele sakit dan memulai usaha dari awal adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan. Jadi, lebih balk rugi sedikit daripada meneruskan memelihara lele yang sakit. Sudah lelah memeliharanya, tetapi tetap saja merugi. Pilihan ada di tangan Anda.
Buang semua ikan yang sakit, lalu sterilkan kolam dan peralatan yang digunakan. Mulailah beternak atau membesarkan lele lagi dari awal dengan metode pemeliharaan yang benar dan prinsip mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Belajarlah dari kegagalan sebelumnya sehingga tidak terulang.

 Sumber   : http://ternakku.com/penyakit-obat-lele/

Badan Hukum Pokdakan Mina Aji...