Tuesday, October 11, 2016

TEKNIK BUDIDAYA AYAM KAMPUNG



PROFIL KELOMPOK BUDIDAYA AYAM KAMPUNG “SARWO UNTUNG”



LATAR BELAKANG KELOMPOK
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG (Selalu Beruntung) Dusun Brangkal Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta  adalah kelompok budidaya/pembesaran ayam kampung  yang berdiri pada tanggal 22 Bulan Maret Tahun 2013 dengan jumlah anggota saat ini 17 orang. Kelompok ini lahir dari keinginan beberapa orang yang ingin mengembangkan usaha berupa peternakan ayam.
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG terlahir sebagai kelompok usaha mandiri, berniat turut serta meringankan beban pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan minimal untuk masing-masing anggotanya, sehingga turut membantu perubahan ekonomi rumah tangga mereka.
Makin besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang diperburuk dengan adanya krisis ekonomi yang tidak berkesudahan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran, dimana persaingan diantara pencari kerja semakin ketat sementara jumlah lapangan kerja yang sangat terbatas. Hal itu masih ditambah banyak warga masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan maupun mendapatkan pekerjaan, dimana kenyataannya masih banyak lahan yang bisa diolah dan dimanfaatkan, sementara ketidaktahuan akan jenis usaha yang bisa dikembangkan serta ketiadaan modal untuk memulainya, maka beberapa orang yang kemudian bergabung dalam kelompok ini berupaya memanfaatkan lahan yang ada untuk memelihara ayam kampung, dengan harapan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan potensi yang ada sehingga akan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG juga terus berupaya menyadarkan masyarakat bahwa banyak potensi di sekitar yang bisa diolah tanpa harus  tergantung kepada pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka dengan KERJA, KERJA dan KERJA. Bahwa berkarya bagi sesama dengan mencoba mengajak, menularkan, mengajarkan, dan menciptakan serta menumbuhkan sikap wirausaha yang mau bekerja keras minimal untuk pemenuhan kebutuhan keluarga merupakan niatan semua anggota Kelompok Peternak Ayam Kampung SARWO UNTUNG agar tumbuh kesadaran bahwa masalah kemiskinan, masalah pengangguran, juga merupakan tanggung jawab kita bersama.


SHARING PENGALAMAN
Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk menyampaikan pengalaman  atau pengetahuan kami yang sangat minim tentang cara beternak ayam kampung. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Tips sukses beternak ayam kampung harus memperhatikan hal berikut :
1.             Media
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas lampu listrik) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Lampu yang digunakan berupa lampu pijar jumlah menyesuaikan luas kandang. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler. Alas berupa sekam sisa penggilingan padi. Sekam selalu dikontrol agar jangan sampai basah atau menggumpal.

2.             Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Vaksin juga diberikan untuk mencegah penyakit pada ayam.

3.             Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang kita gunakan adalah pakan ayam pabrikan berupa poor dengan berbagai merk. Selain itu bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, sayuran dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan  dicampur dengan vitamin+antibiotika. Yang kita pakai vitamin dan antibiotik herbal berupa jahe, daun sirih, bawang putih, kunir, daun papaya, tetes tebu dan lain sebagianya.

4.             Cara memberi pakan
Pemberian pakan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya pakan diberikan berupa poor yang sudah disaring/di ambil yang berupa tepung. Pemberian pakan dan minuman dikontrol setiap 3 jam sekali.  Pada fase finisher pakan diberikan pagi dan sore hari (rutin) dengan wadah menyesuaikan, bisa gantung atau di bawah dengan baki .

5.             Purna jual
Umur standar sampai panen sekitar 60 hari. Ayam siap jual jika bobot per ayam sekitar 7 ons atau lebih. Biasanya ayam jantan lebih berat dari betina. Begitu bobot ayam sudah tercapai tinggal hubungi pembeli. Carilah pembeli yang jujur dan pembayaran baik, agar peternak tidak dirugikan.

 

1 comment: